• About
  • Contact
  • Sitemap
  • Privacy Policy

SYARAT SYARAT SAH MENGIKUTI IMAM

 on Monday, 27 June 2016  


1. Makmum hendaklah meniatkan mengikuti imam.
     Adapun imam tidak menjadi syarat berniat menjadi imam hanya sunnah agar ia mendapat ganjaran berjamah.

Sabda Rosulullah s.a.w:
"Sesungguhnya segala amal itu hendaklah dengan niat." Riwayat Bukhari dan Muslim


2. Makmum hendaklah mengikuti imamnya dalam segala pekerjaannya.
     Maksudnya makmum hendaklah membaca takbiratul ikhran sesudah imamnya begitu pula permulaan segala perbuatan makmum hendaklah terkemudian daripada yang dilakukan oleh imamnya.

Sabda Rosulullah s.a.w:
" Sesungguhnya imam itu dijadikan imam supaya di ikuti perbuatannya, apabila ia telah takbir hendaklah kamu takbir dan apabila ia ruku' maka hendaklah kamu ruku' pula." Riwayat Bukhari dan Muslim

"Sesungguhnya imam itu gunanya supaya di ikuti perbuatannya, maka apabila ia takbir, maka hendaklah kamu takbir, janganlah kamu takbir sebelum ia takbir, dan apabila dia ruku' hendaklah kamu ruku' dan janganlah kamu ruku' sebelum ia ruku' dan apabila dia sujud maka hendaklah kamu sujud dan janganlah kamu sujud sebelum ia sujud." Riwayat Ahmad dan Abu Daud.

"Dari Abu Hurairah, telah berkata Rosulullah s.a.w: Apakah seseorang tidak takut, apabila ia mengangkat kepalanya mendahului imam, akan diubah Allah kepalanya menjadi kepala himar." Riwayat Jamaah Ahli Hadist.

"Dari Anas, berkata Rosulullah s.a.w: Hai manusia, sesungguhnya aku imam bagi kamu maka janganlah kamu mendahului aku waktu ruku' sujud, berdiri, duduk, dan salam."  Riwayat Ahmad dan Muslim.


3. Mengetahui gerak gerik perbuatan imam,
     Misalnya dari berdiri ke ruku' dari ruku' ke i'tidal, dari i'tidal ke sujud, dan seterusnya, baik diketahui dengan melihat imam sendiri atau melihat saf barisan yang dibelakang imam atau mendengar suara imam atau suara mubalighnya, agar supaya makmum dapat mengikuti imamnya.


4. Keduanya (imam dan makmum) berada dalam satu tempat.
     Seperti dalam satu rumah. Setengah ulama berpendapat bahwa sholat berjamaah disatu tempat itu tidak menjadi syarat,hanya sunnah, karena yang perlu mengetahui gerak gerik perpindahan imam dari rukun ke rukun atau dari rukun ke sunnah dan sebaliknya agar makmum dapat mengikuti gerak gerik imamnya.


5. Tempat berdiri makmum tidak boleh terkemuka dari imamnya.
      Yaitu lebih terkemuka ke pihak kiblat. Bagi orang yang sholat berdiri, diukur tumitnya, dan bagi orang duduk, pinggulnya. Adapun bila berjamaah di masjid al Haram, hendakal saf mereka melengkung sekeliling ka'bah, tidak salahnya makmum lebih dekat ke Ka'bah dari imam di lain pihak.

Susunan Makmum
 Kalau makmum hanya seorang hendaklah ia berdiri di sebelah kanan imam, agak ke belakang sedikit dan apabila datang seorang yang lain hendaklah ia berdiri di sebelah kiri imam. sesudah ia takbir, imam hendaklah maju kadepan, atau makmum kedua orang itu mundur ke belakang.

"Dari Jabir berkata: Saya telah sholat mengikuti Nabi s.a.w: saya berdiri di sebelah kanan beliau, kemudian datang Jabir bin Sakhrin berdiri di sebelah kiri beliau, maka beliau ambil tangan kami keduanya, sehingga beliau dirikan kemi dibelakang beliau." Riwayat Muslim.

 Jika jamaah itu terdiri dari beberapa saf, terdiri dari jamaah laki laki dewasa, kanak kanak dan perempuan, maka hendaklah diatur saf sebagai berikut:
Dibelakang imam saf laki laki dewasa kemudian saf kanak kanak kemudian saf perempuan.

Sabda Rosulullah s.a.w:
"Nabi s.a.w pernah mengatur saf laki laki dewasa di depan af kanak kanak dan saf perempuan dibelakang saf kanak kanak." Riwayat Muslim.

"Sebaik baik saf laki laki dewasa ialah saf yang pertama, seburuk buruknya(saf laki laki dewasa) ialah saf yang dibelakang sekali, sebaik baik saf perempuan ialah saf yang dibelakang sekali, dan seburuk buruknya saf yang pertama." Riwayat Muslim.

Saf hendaknya harus rapat dan lurus, berarti jangan ada renggang antara seorang dengan seorang yang lain.

"Dari Anas. Rosulullah s.a.w menghadapkan muka beliau kepada kami sebelum takbir, beliau berkata: Rapatkanlah dan luruskanlah barisan kamu." Riwayat Bukhari dan Muslim.

"Dari Abu Amamah, telah berkata Rosulullah s.a.w: Penuhkan olehmu jarak yang kosong diantara kamu, maka sesungguhnya setan dapat masuk diantara kamu sebagai anak kambing." Riwayat Ahmad.


6. Imam hendaklah jangan mengikuti kepada yang lain.
     Imam itu hendakalah berpendirian tidak terpengaruh oleh terpengaruh oleh yang lain, kalau ia makmum tentu ia akan mengikuti imamnya.


7. Hendaklah sama aturan sholat makmum dengan sholat imam.
     Artinya sah sholat fardhu yang lima mengikuti kepada sholat gerhana atau sholat mayat, karena aturan kedua sholat itu tidak sama, tetapi tidak beralangan orang sholat fardhu yang lima mengikuti orang sholat sunnah yang sama aturannya, seperti orang sholat 'Isa mengikuti orang sholat tarawih dan sebaliknya, karena aturan kedua sholat tersebut sama.


8. Laki laki tidak sah mengikuti perempuan.
     Yang artinya laki laki tidak boleh menjadi makmum sedangkan imamnya perempuan. Adapun perempuan yang menjadi imam bagi perempuan pula tidak beralangan.

Sabda Rosulullah s.a.w:
"Perempuan janganlah dijadikan imam sedang makmumnya laki laki." Riwayat Ibnu Majah.


9. Keadaan imam tidak ummi sedang makmum qari.
     Artinya imam itu hendaklah orang yang baik bacaannya.


10. Janganlah makmum berimam kepada orang yang diketahinya bahwa sholatnya tidak sah.
       Seperti mengikut imam yang diketahui oleh makmum bahwa ia bukan orang islam, atai ia berhadats atau bernajis badan atau pakaiannya, atau tempatnya. Karena imam yang demikian hukumnya tidak sah dalam sholat, sebagaimana akan diikuti sholatnya.

SYARAT SYARAT SAH MENGIKUTI IMAM 4.5 5 AmBuDik Monday, 27 June 2016 1. Makmum hendaklah meniatkan mengikuti imam.      Adapun imam tidak menjadi syarat berniat menjadi imam hanya sunnah agar ia mendapa...


No comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.
J-Theme